CCS1 Plug Vs CCS2 Gun: Perbedaan Standar Konektor Pengisian EV
Jika Anda pemilik kendaraan listrik (EV), Anda mungkin sudah familiar dengan pentingnya standar pengisian daya. Salah satu standar yang paling banyak digunakan adalah Sistem Pengisian Gabungan (CCS), yang menawarkan opsi pengisian daya AC dan DC untuk kendaraan listrik. Namun, ada dua versi CCS: CCS1 dan CCS2. Memahami perbedaan antara kedua standar pengisian daya ini dapat membantu Anda mengambil keputusan yang tepat mengenai opsi pengisian daya dan memastikan Anda memiliki akses ke solusi pengisian daya yang paling efisien dan nyaman untuk kebutuhan Anda.
CCS1 dan CCS2 dirancang untuk memberikan pengisian daya yang andal dan efisien bagi pemilik kendaraan listrik. Namun, setiap standar memiliki fitur, protokol, dan kompatibilitas uniknya dengan berbagai jenis EV dan jaringan pengisian daya.
Dalam artikel ini, kita akan mempelajari perbedaan CCS1 dan CCS2, termasuk desain konektor fisiknya, daya pengisian daya maksimum, dan kompatibilitas dengan stasiun pengisian daya. Kami juga akan mempelajari kecepatan dan efisiensi pengisian daya, pertimbangan biaya, dan masa depan standar pengisian daya kendaraan listrik.
Di akhir artikel ini, Anda akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang CCS1 dan CCS2 dan lebih siap untuk membuat keputusan yang tepat mengenai opsi pengisian daya Anda.
Poin Penting: CCS1 vs. CCS2
CCS1 dan CCS2 keduanya merupakan standar pengisian cepat DC yang memiliki desain yang sama untuk pin DC dan protokol komunikasi.
CCS1 adalah standar colokan pengisian cepat di Amerika Utara, sedangkan CCS2 adalah standar di Eropa.
CCS2 menjadi standar dominan di Eropa dan kompatibel dengan sebagian besar kendaraan listrik di pasar.
Jaringan Supercharger Tesla sebelumnya menggunakan colokan berpemilik, tetapi pada tahun 2018 mereka mulai menggunakan CCS2 di Eropa dan telah mengumumkan adaptor colokan milik CCS ke Tesla.
Evolusi Standar Pengisian EV
Anda mungkin sudah mengetahui tentang berbagai standar konektor pengisian daya EV dan jenis pengisi daya, namun apakah Anda mengetahui evolusi standar ini, termasuk pengembangan standar CCS1 dan CCS2 untuk pengisian cepat DC yang sedang berlangsung?
Standar CCS (Combined Charging System) diperkenalkan pada tahun 2012 sebagai cara untuk menggabungkan pengisian daya AC dan DC ke dalam satu konektor, sehingga memudahkan pengemudi EV untuk mengakses jaringan pengisian daya yang berbeda. Versi pertama CCS, juga dikenal sebagai CCS1, dikembangkan untuk digunakan di Amerika Utara dan menggunakan konektor SAE J1772 untuk pengisian daya AC dan pin tambahan untuk pengisian daya DC.
Seiring dengan meningkatnya adopsi kendaraan listrik secara global, standar CCS telah berevolusi untuk memenuhi kebutuhan pasar yang berbeda. Versi terbaru, yang dikenal sebagai CCS2, diperkenalkan di Eropa dan menggunakan konektor Tipe 2 untuk pengisian daya AC dan pin tambahan untuk pengisian daya DC.
CCS2 telah menjadi standar dominan di Eropa, dan banyak produsen mobil yang mengadopsinya untuk kendaraan listrik mereka. Tesla juga telah menerapkan standar ini, menambahkan port pengisian daya CCS2 ke Model 3 Eropa mereka pada tahun 2018 dan menawarkan adaptor untuk colokan Supercharger milik mereka.
Seiring dengan terus berkembangnya teknologi EV, kemungkinan besar kita akan melihat perkembangan lebih lanjut dalam standar pengisian daya dan jenis konektor, namun untuk saat ini, CCS1 dan CCS2 tetap menjadi standar yang paling banyak digunakan untuk pengisian cepat DC.
Apa itu CCS1?
CCS1 adalah colokan pengisi daya standar yang digunakan di Amerika Utara untuk kendaraan listrik, menampilkan desain yang mencakup pin DC dan protokol komunikasi. Ini kompatibel dengan sebagian besar kendaraan listrik di pasaran, kecuali Tesla dan Nissan Leaf, yang menggunakan colokan berpemilik. Steker CCS1 dapat menyalurkan daya DC antara 50 kW dan 350 kW, sehingga cocok untuk pengisian daya cepat.
Untuk lebih memahami perbedaan CCS1 dan CCS2, mari kita lihat tabel berikut ini:
Standar | Senjata CCS1 | Senjata CCS 2 |
---|---|---|
daya DC | 50-350kW | 50-350kW |
listrik AC | 7,4kW | 22 kW (pribadi), 43 kW (umum) |
Kompatibilitas kendaraan | Kebanyakan EV kecuali Tesla dan Nissan Leaf | Kebanyakan EV termasuk Tesla yang lebih baru |
Wilayah yang dominan | Amerika Utara | Eropa |
Seperti yang Anda lihat, CCS1 dan CCS2 memiliki banyak kesamaan dalam hal daya DC, komunikasi, dan daya AC (meskipun CCS2 dapat menyalurkan daya AC yang lebih tinggi untuk pengisian daya pribadi dan publik). Perbedaan utama antara keduanya adalah desain saluran masuk, dengan CCS2 menggabungkan saluran masuk AC dan DC menjadi satu. Hal ini membuat colokan CCS2 lebih nyaman dan mudah digunakan oleh pengemudi EV.
Perbedaan sederhananya adalah CCS1 adalah colokan pengisi daya standar yang digunakan di Amerika Utara, CCS2 adalah standar dominan di Eropa. Namun, kedua colokan tersebut kompatibel dengan sebagian besar EV di pasaran dan dapat memberikan kecepatan pengisian daya yang cepat. Dan ada banyak adaptor yang tersedia. Kunci besarnya adalah memahami apa yang Anda butuhkan dan opsi pengisian daya apa yang ingin Anda gunakan di wilayah Anda.
Apa itu CCS2?
Steker pengisi daya CCS2 adalah versi terbaru dari CCS1 dan merupakan konektor pilihan bagi pembuat mobil Eropa dan Amerika. Ini menampilkan desain saluran masuk gabungan yang membuatnya lebih nyaman dan mudah digunakan oleh pengemudi EV. Konektor CCS2 menggabungkan saluran masuk untuk pengisian daya AC dan DC, memungkinkan soket pengisian daya yang lebih kecil dibandingkan dengan soket CHAdeMO atau GB/T DC plus soket AC.
CCS1 dan CCS2 berbagi desain pin DC serta protokol komunikasi. Produsen dapat menukar bagian colokan AC dengan Tipe 1 di AS dan mungkin Jepang, atau Tipe 2 untuk pasar lain. CCS menggunakan Komunikasi Saluran Listrik
(PLC) sebagai metode komunikasi dengan mobil, yaitu sistem yang sama yang digunakan untuk komunikasi jaringan listrik. Hal ini memudahkan kendaraan untuk berkomunikasi dengan jaringan listrik sebagai alat pintar.
Perbedaan Desain Konektor Fisik
Jika Anda mencari colokan pengisi daya yang menggabungkan pengisian daya AC dan DC dalam satu desain saluran masuk yang nyaman, konektor CCS2 mungkin merupakan pilihan yang tepat. Desain fisik konektor CCS2 dilengkapi soket pengisi daya yang lebih kecil dibandingkan dengan soket CHAdeMO atau GB/T DC, ditambah soket AC. Desain ini memungkinkan pengalaman pengisian daya yang lebih ringkas dan efisien.
Berikut beberapa perbedaan utama dalam desain konektor fisik antara CCS1 dan CCS2:
- CCS2 memiliki protokol komunikasi yang lebih besar dan kuat, yang memungkinkan kecepatan transfer daya lebih tinggi dan pengisian daya lebih efisien.
- CCS2 memiliki desain berpendingin cairan yang memungkinkan pengisian daya lebih cepat tanpa kabel pengisi daya terlalu panas.
- CCS2 dilengkapi mekanisme penguncian yang lebih aman yang mencegah pemutusan sambungan yang tidak disengaja selama pengisian daya.
- CCS2 dapat mengakomodasi pengisian daya AC dan DC dalam satu konektor, sedangkan CCS1 memerlukan konektor terpisah untuk pengisian daya AC.
Secara keseluruhan, desain fisik konektor CCS2 menawarkan pengalaman pengisian daya yang lebih efisien dan efisien bagi pemilik kendaraan listrik. Karena semakin banyak produsen mobil yang mengadopsi standar CCS2, kemungkinan besar konektor ini akan menjadi standar dominan untuk pengisian daya kendaraan listrik di masa depan.
Perbedaan Daya Pengisian Maksimum
Anda dapat mengurangi waktu pengisian daya EV secara drastis dengan memahami perbedaan daya pengisian maksimum antara berbagai jenis konektor. Konektor CCS1 dan CCS2 mampu menyalurkan daya DC antara 50 kW dan 350 kW, menjadikannya standar pengisian daya pilihan bagi pembuat mobil Eropa dan Amerika, termasuk Tesla. Daya pengisian maksimum konektor ini bergantung pada kapasitas baterai kendaraan dan kapasitas stasiun pengisian daya.
Sebaliknya, konektor CHAdeMO mampu menyalurkan daya hingga 200 kW, namun perlahan-lahan mulai dihapuskan di Eropa. Tiongkok sedang mengembangkan versi baru konektor CHAdeMO yang dapat menghasilkan daya hingga 900 kW, dan versi terbaru konektor CHAdeMO, ChaoJi, memungkinkan pengisian daya DC dengan daya lebih dari 500 kW. ChaoJi dapat menyaingi CCS2 sebagai standar dominan di masa depan, terutama karena India dan Korea Selatan telah menyatakan minat yang kuat terhadap teknologi ini.
Singkatnya, memahami perbedaan daya pengisian maksimum antara berbagai jenis konektor sangat penting untuk penggunaan EV yang efisien. Konektor CCS1 dan CCS2 menawarkan kecepatan pengisian tercepat, sedangkan konektor CHAdeMO perlahan-lahan dihapuskan demi teknologi yang lebih baru seperti ChaoJi. Seiring dengan terus berkembangnya teknologi EV, penting untuk selalu mengikuti perkembangan standar pengisian daya dan teknologi konektor terbaru untuk memastikan kendaraan Anda terisi dayanya secepat dan seefisien mungkin.
Standar Pengisian Daya Mana yang Digunakan di Amerika Utara?
Mengetahui standar pengisian daya mana yang digunakan di Amerika Utara dapat sangat memengaruhi pengalaman dan efisiensi pengisian daya kendaraan listrik Anda. Standar pengisian daya yang digunakan di Amerika Utara adalah CCS1, yang sama dengan standar CCS2 Eropa tetapi dengan jenis konektor yang berbeda. CCS1 digunakan oleh sebagian besar produsen mobil Amerika, termasuk Ford, GM, dan Volkswagen. Namun, Tesla dan Nissan Leaf menggunakan standar pengisian daya milik mereka sendiri.
CCS1 menawarkan daya pengisian maksimum hingga 350 kW, yang jauh lebih cepat dibandingkan pengisian daya Level 1 dan Level 2. Dengan CCS1, Anda dapat mengisi daya EV Anda dari 0% hingga 80% hanya dalam waktu 30 menit. Namun, tidak semua stasiun pengisian daya mendukung daya pengisian maksimum 350 kW, jadi penting untuk memeriksa spesifikasi stasiun pengisian daya sebelum menggunakannya.
Jika Anda memiliki EV yang menggunakan CCS1, Anda dapat dengan mudah menemukan stasiun pengisian daya menggunakan berbagai sistem navigasi dan aplikasi seperti Google Maps, PlugShare, dan ChargePoint. Banyak stasiun pengisian daya juga menawarkan pembaruan status waktu nyata, sehingga Anda dapat mengetahui apakah suatu stasiun tersedia sebelum Anda tiba. Dengan CCS1 menjadi standar pengisian daya yang dominan di Amerika Utara, Anda dapat merasa tenang karena mengetahui bahwa Anda akan dapat menemukan stasiun pengisian daya yang kompatibel hampir ke mana pun Anda pergi.
Standar Pengisian Daya Mana yang Digunakan di Eropa?
Bersiaplah untuk melakukan perjalanan keliling Eropa dengan kendaraan listrik Anda karena standar pengisian daya yang digunakan di benua tersebut akan menentukan jenis konektor dan stasiun pengisian daya yang perlu Anda temukan. Di Eropa, Sistem Pengisian Gabungan (CCS) Tipe 2 adalah konektor pilihan bagi sebagian besar produsen mobil.
Jika Anda berencana mengendarai EV Anda melintasi Eropa, pastikan kendaraan tersebut dilengkapi dengan konektor CCS Tipe 2. Hal ini akan memastikan kompatibilitas dengan sebagian besar stasiun pengisian daya di benua ini. Memahami perbedaan antara CCS1 vs. CCS2 juga akan membantu, karena Anda mungkin menemukan kedua jenis stasiun pengisian daya selama perjalanan.
Kompatibilitas dengan Stasiun Pengisian Daya
Jika Anda seorang pengemudi kendaraan listrik, penting untuk memastikan bahwa kendaraan Anda kompatibel dengan stasiun pengisian daya yang tersedia di wilayah Anda dan pada rute yang Anda rencanakan.
Meskipun CCS1 dan CCS2 berbagi desain pin DC serta protokol komunikasi, keduanya tidak dapat dipertukarkan. Jika EV Anda dilengkapi dengan konektor CCS1, EV Anda tidak akan dapat mengisi daya di stasiun pengisian CCS2 dan sebaliknya.
Namun, banyak model EV baru yang dilengkapi dengan konektor CCS1 dan CCS2, yang memungkinkan lebih banyak fleksibilitas dalam memilih stasiun pengisian daya. Selain itu, beberapa stasiun pengisian daya sedang ditingkatkan untuk menyertakan konektor CCS1 dan CCS2, yang memungkinkan lebih banyak pengemudi EV mengakses opsi pengisian cepat.
Penting untuk melakukan riset sebelum memulai perjalanan jauh untuk memastikan bahwa stasiun pengisian daya di sepanjang rute Anda kompatibel dengan konektor pengisian daya EV Anda.
Secara keseluruhan, seiring dengan semakin banyaknya model kendaraan listrik yang memasuki pasar dan semakin banyak stasiun pengisian daya yang dibangun, kemungkinan besar kompatibilitas antara standar pengisian daya tidak lagi menjadi masalah. Namun untuk saat ini, penting untuk mengetahui perbedaan konektor pengisian daya dan memastikan bahwa EV Anda dilengkapi dengan konektor yang tepat untuk mengakses stasiun pengisian daya di wilayah Anda.
Kecepatan dan Efisiensi Pengisian Daya
Sekarang setelah Anda memahami kompatibilitas CCS1 dan CCS2 dengan stasiun pengisian daya yang berbeda, mari kita bahas tentang kecepatan dan efisiensi pengisian daya. Standar CCS dapat memberikan kecepatan pengisian mulai dari 50 kW hingga 350 kW, tergantung pada stasiun dan mobil. CCS1 dan CCS2 memiliki desain yang sama untuk pin DC dan protokol komunikasi, sehingga memudahkan produsen untuk beralih di antara keduanya. Namun, CCS2 menjadi standar dominan di Eropa karena kemampuannya memberikan kecepatan pengisian daya yang lebih tinggi dibandingkan CCS1.
Untuk lebih memahami kecepatan pengisian daya dan efisiensi berbagai standar pengisian daya EV, mari kita lihat tabel di bawah ini:
Standar Pengisian Daya | Kecepatan Pengisian Maksimum | Efisiensi |
---|---|---|
CCS1 | 50-150kW | 90-95% |
CCS2 | 50-350kW | 90-95% |
CHAdeMO | 62,5-400kW | 90-95% |
Pengisi Daya Super Tesla | 250kW | 90-95% |
Seperti yang Anda lihat, CCS2 mampu memberikan kecepatan pengisian daya tertinggi, diikuti oleh CHAdeMO dan kemudian CCS1. Namun perlu diperhatikan bahwa kecepatan pengisian juga bergantung pada kapasitas baterai mobil dan kemampuan pengisian daya. Selain itu, semua standar ini memiliki tingkat efisiensi yang serupa, artinya standar tersebut mengubah jumlah energi yang sama dari jaringan listrik menjadi daya yang dapat digunakan untuk mobil.
Perlu diingat bahwa kecepatan pengisian daya juga bergantung pada kemampuan mobil dan kapasitas baterai, jadi sebaiknya selalu periksa spesifikasi pabrikan sebelum mengisi daya.
Waktu posting: 03-November-2023